sejarah Desa linggajati
Mei 28, 2012
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya kepada
Allah Swt. Seru sekalian alam.
Sebagai ungkapan rasa
hamdu kepada dzat Illahi Robbi dari penulis atas tersusunnya Riwayat
Singkat Desa Linggajati ini yang walaupun kami susun secara singkat,
namun mudah-mudahan dapat memenuhi beberapa kebutuhan yang antara
lain:
- Sebagai bukti fisik langkah kerja Penilik Kebudayaan dalam mewujudkan garapan penggalaian, pembinaan dan pelestarian Sejarah dan Nilai-nilai Tradisional ( Jerahnitra).
- Terinventarisirnya data peninggalan sejarah yang sangat erat kaitannya dengan perjuangan dan Pembangunan Nasional.
- Dengan gambaran sejarah atau riwayat setiap daerah, dapat memberi motivasi terhadap Generasi Muda sebagai generasi penerus untuk memetik nilai-nilai luhur para pendahulu untuk diteladani, dan dijadikan tolak ukur di dalam perjuangan mengisi kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang kita cintai ini.
Walau dengan susah payah
kami menyususn dan mencari data Riwayat Desa Linggajati ini, namun
akhirnya dengan berbagai upaya dan langkah pendekatan kepada berbagai
pihak. Akhirnya Alhamdulillah kami bersyukur kepada khadirat Allah
Robbi, kami berhasil yang kalau boleh buku ini kami beri nama : Buku
Riwayat Singkat Desa Linggajati.
Pada kesempatan ini pula
izinkanlah kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepda pihak yang terkait antara lain :
- Kepada KAKANDEP DIKBUDCA Cilimus, Kabupaten kuningan.
- Kepada para sesepuh Desa Linggajati yang telah memberi petunjuk kepada kami termasuk keluarga besar Almarhum Bpk. E Subandi (MAntan Pemilik Kenudayaan Kandep Dikbudcam Cilimus).
- Kepada para tokoh masyarakat lainnya yang telah menyatakan dorongan moril dan materil.
Mudah-mudahan atas
jasanya yang bermanfaat ini mendapat imbalan yang berlipat ganda
dari Allah Swt, Amien. Sudah merupakan hal yang pasti di dalam
penulisan Riwayat Singkat Desa Linggajati ini akan mendapat berbagai
kekurangan dan kekeliruan yang barangkali merupakan kewajiban kita
bersama untuk memperbaiki dan melengkapinya.
Oleh sebab itu kami
sangat bergembira dan mengucapkan terima kasih atas saran,
pendapatnya sehingga dapat mengarah kepada upaya Penyempurnaan
Riwayat ini. Akhirnya semoga Allah Swt, selalu melindungi kita semua.
Amien.
Cilimus, 1 April 1995
Penilik Kebudayaan Kandep
Dibudcam Cilimus
- Maksum Tris)
NIP. 180026514
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
- Pendahuluan
- Wawasan
- Kondisi Wilayah
- Riwayat Singkat Desa Linggajati
- Riwayat Nama Desa Linggajati
- Sasakala beberapa nama
- Benda peninggalan sejarah
- Nama Kuwu/ Kepala Desa Yang memerintah Di Desa Linggajati
- Sebelum ada pemerintahan Desa
- Sesudah ada pemerintahan Desa
- Penutup
Lampiran : Foto benda
peninggalan sejarah
- Pendahuluan
- Wawasan
Kalau kita perhatiakn
secara seksama dengan menoleh sejenak melihat beberapa bukti nyata
dilingkungan tempat kita tinggal, maka akan terungkap beberapa bukti
peninggalan sejarah yang kalau kita perkirakan, ini semua pernah
terjadi pada kira-kira Abad ke 15 Masehi bahwa para tokoh/ pejuang
penyebar agama islam sangat meperhatikan daerah subur, berpotensi
tinggi strategis sebagai modal perjuangannya. Daerah yang terutama
sebagai sumber air pada waktu itu hamper seluruhnya dikuasai oleh
kesultanan cirebon seperti : Lokasi Talaga Remis, Balong Linggajati,
Cibulan, Cigugur, SangkanUrip, Darmaloka, dsb.
Jelaslah bagi kita semua
dianggap tempat starategi sebagai modal para wali didalam upaya
penyebaran dan mengembangkan agama islam, karena tempat seperti
tersebut diatas selain air sebagai alat bersuci juga pasti
disekitarnya merupaka areal yang subur pertanian dan ditempat-tempat
itu pulalah para wali menugaskan utusannya untuk mempertahankan
daerahnya.
- Kondisi Wilayah
Desa Linggajati adalah 1
dari 24 desa yang berada di kecamata Cilimus, Kabupaten DT II
Kuningan. Desa Linggajati letaknya 3 Km jarak tempuh dari ibukota
kecamatan/ kewadanaan Cilimus dan mempunyai ketinggian kira-kira 500
m dari permukaan laut jawa. Sebagai mana terungkap pada penjelasan
diatas, bahwa Desa Linggajati sebagai daerah yang berpotensi tinggi
terutama sebagai daerah sumber air yang tentu saja semikian jelas
merupakan daerah subur dan agraris. Disamping keadaan tanahnya yang
agraris yang juga memilki kondisi daerah artistic, sehingga tepat
oleh para investor dibangun sebagai daerah obyek wisata yang indah
juga sebagai tempat yang bersejarah pada saat jaman penjajah Belanda,
sangat terkenal baik secara nasional maupun didunia Internasional.
Tepatnya desa Linggajati terletak dibatasi :
- sebelah Timur berbatsan dengan Desa Bojong yang dilalui jalan raya cirebon – tasikmalaya-bandung
- sebelah utara berbatsan dengan Desa Setianegara, yang sama-sama didaerah pegunungan kaki Gunung Ciremai.
- Dari sebelah barat dibatasi oleh Gunung Ciremai, Gunung tertinggi di Jawa Barat
- Dan dari sebelah selatan Desa Linggajati berbatasan dengan Desa Linggasana yang kemungkinan besar meiliki sejarah yang sejajar dengan sejarah atau Riwayat Desa Linggajati
- Riwayat Singkat Desa Linggajati
- Riwayat nama Desa Linggasana
Sebagaimana dimaklumi
bersama bahwa selain terkenal secara nasional, Desa Linggajati juga
terkenal didunia internasional sebagai Desa tempat perundingan
pemerintah Belanda dengan Pemerintah Indonesia untuk berdaulat dan
Negara Indonesia yang Demokratis, melalui persetujuan Linggajati yang
berlangsung dari tanggal 10 november 1946 sampai dengan tanggal 15
november 1946. secara apesipik Desa Linggajti mempunyai Riwayat
Khusus yang dimulai kira-kira abad ke 15 masehi. Yaitu pada saat para
wali berjuang menyeberkan agama islam dan melawan warga Negara
Indonesia yang pada saat itu beragama budha. Alkisah para wali pada
saat itu akan menyelenggarakan musyawarah dalam rangka mengatur
pengembangan Agama Islam (Agama Sejati) dan hal ini sepakat akan
dilaksanakan disebelah timur kaki g Ciremai yang pada saat itu masih
diberinama Gunung Gede. Beberapa nama Desa yang berada di lembar
Gunung Gede pada saat itu antara laim :
- sebelah selatan :
- Desa Rangda Midang
- Desa Parigi
- Desa Copong koneng
- Desa Cibunar
- Sebelah Utara :
- Desa Tarikolot
- Desa Sembawa
- Desa Japara
- Desa Depok Lemo
Rencana akan
diselenggarakannya musyawarah wali Songo, nampaknya didengar oleh
para kuwu/ kepala desa yang berada disekitar Gunung Gede dan tentu
saja mengajukan mereka, sedangkan mereka yang menganut agama budha
tidak menerima hadirnya agama islam, disamping tidak menerima
hadirnya ajaran islam, sebenarnya mereka merasa takut oleh kesaktian
para wali, dan serempak mereka melarikan diri meninggalankan Desa
masing-masing untuk bersembunyi. Mendengar berita larinya para kuwu
disekitar Gunung Gede, para wali sangat murka dan dikutuklah para
kuwu oleh para wali, sehingga mereka berubah wujud antara lain ada
yang menjadi batu, binatang da mati merkayangan.
Hal tersebut diatas tidak
menghalangi rencana diselenggarakannya musyawarah para wali dan para
Wali pun semua menuju G. Gede dengan kesaktiannya masing-masing,
mereka berangkat yang menurut cerita ada yang angina, naik mega dll.
Gusti Sinuhun Sunan
Gunungjati berangkat sendiri karena di tinggalkan oleh 8 wali
lainnya, namun walaupun demikian akhirnya beliau dating lebih dulu
dari para Wali lainnya.
Gusti Sinuhun Sunan
Gunungjati tanpa diketahui 8 wali lainnya datang di tempat yang
dituju, namun sebelum lanjut ke G.Gede, beliau beristirah di suatu
daerah yang sekarang bernama Linggajati, tepatnya beliau beristirahat
diatas batu yang sampai sekarang batu tersebut masih ada di sebelah
selatan komplek Balai Desa Linggajati. Setelah itu Sinuhun Sunan
Gunungjati “Linggar” (Berangkat) menuju puncak Gunung Gede.
Sesampainya di
pertengahan G. gede, sinuhun Sunan Gunungjati duduk (lingga =
linggih) diatas sebuah batu yang sekarang diberi nama Batu Lingga.
Pada saat 8 wali lainnya
tiba ke tempat itu, Gusti Sinuhun mengucapakan kalimat : “
Assalamu’alaekum Ya Walilullah”. Mendngar ucapan Gusti Sinuhun
Gunungjati, 8 wali kaget dan merasa malu, karena berangkat mendahului
namun datang didahului. Namun akhirnya mereka menghadap dan langsung
bersama-sama bersemedi mengarah ke barat, memohon kepada Allah agar
“kawah” Gunung Gede permukaannya sama dengan tempat yang mereka
duduki. Nampaknya doa para wali sangat terkabul dan setelah itu
dilanjutkan dengan acara musyawarah, bertempat di puncak Gunung Gede.
Mereka bermusyawarah
untuk sepakat menyebarkan ajaran agama islam yang merupakan ilmu
sejati ke semua penjuru terutama di bumi Indonesia.
Di dalam musyawarah
mereka membentuk susunan pengurus dengan susunan sebagai berikut:
- Sunan Bonang : Ketua
- Sunan Gunungjati : Hakim/Imam
- Sunan Kalijaga : Penghubung
- Sunan Kudus : Patih
- Syeh Maolana Magribi : Jaksa
- Syeh Bentong : Anggota
- Syeh Majagung : Anggota
- Sunan Giri : Anggota
- Syeh Lemah Abang : Anggota
Menurut cerita mereka
membuat kesepakatan dalam musyawarahnya untuk seirama, sependapat dan
satu langkah di dalam menyebarkan ajaran Agama Islam dan Ilmu Sejati.
Namun seorang di antara mereka ada yang tidak sependapat seolah-olah
menentang kepeutusan bersama, yaitu ; Syeh Lemah Abang.
Setelah mereka membuat
keputusan, selanjutnya mereka turun gunung menuju desa linggajati dan
setelah beristirahat mereka melanjutkan perjalanannya menuju Cirebon,
yaitu ke Sunyaragi dan setelah itu mereka ke Argasunya.
- Sasakala beberapa nama
- Gunung Cereme
Gunung gede tempat
bermusyawarahnya para wali, kemungkinan nama tersebut hanya karena
kita maklumi bahwa Gunung terbesar dan tertinggi di jawa barat hingga
di beri nama Gunung Gede selanjutnya G. Gede diberi nama Gunung
Cereme berasal dari kata “pecereman” yang artinya “
Perundingan/musyawarah para wali. Oleh orang belanda gunung cereme
di sebut gunung ciremai.
- Linggajati
Kata Linggajati adalah
sebuah nama yang lahir karena perjalanan Sunan Gunungjati beserta 8
wali lainnya yang kalau kita perhatikan sampai sekarang nama tersebut
masih dalam penelitian para ahli sejarah dan arkeolog.
Nama Linggajati
kadang-kadang istilah tersebut juga tidak dihiraukan, seperti oleh
orang sekitar disebut Linggajati namun didalam naskah perundingan
antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda tercantum Perundingan
Linggarjati.
Beberapa pendapat dan
arti tentang desa linggajati. Antara lain :
- Pendapat Sunan Kalijaga :
Disebut LINGGAJATI dengan
alas an sebagai tempat linggih (lingga) Gusti Sunan Gunungjati.
- Pendapat Sunan Bonang :
Diberi nama LINGGARJATI
mempunyai alas an bahwa sebelum Sunan Gunungjati sampai ke puncak G.
gede, beliau Linggar (Berangkat) meninggalakan tempat setelah
beristirahat dan bermusyawarah tanpa mengendarai kendaraan
menggunakan ilmu sejati.
- Pendapat Syeh Maolani Magribi :
Desa itu diberi nama
LINGARJATI, mempunyai arti tempat “ Penyiaran Ilmu Sejati”.
- Pendapat Sunan Kudus :
Disebut LINGAJATI berarti
“ nalingakeun Ilmu sejati “ karena justru di tempat inilah mereka
bermusyawarah dan menjaga rahasia Ilmu Sejati jangan sampai diketahui
orang banyak.
- Benda Peninggalan Sejarah
Dengan sangat sulit
mendapat informasi yang jelas penulis mencoba mendata beberapa benda
kuno sebagai peninggalan sejarah/ riwayat desa linggajati. Namun
walaupun demikian sebagai bahan untuk dilengkapi identitasnya kami
dapati benda peninggalan antara lain :
- Balairung
Sebuah bangunan kuno yang
dibentuk oleh empat tiang kayu jati berukiran sederhana dan di dalam
bangunan tersebut terdapat :
- Dogdog dengan ukuran panjang kira-kira 2 m dan lingkaran garis tengah 0,.5 m nampaknya digunakan sebagai alat untuk memanggil warga untuk berkumpul pada waktu itu.
- Keris dan tombak.
- Peti kayu yang sudutnya dilapisi logam berukir.
- Batu
Ada dua tempat batu
bersejarah yang kemungkinan dipakai tempat duduk para wali pada saat
beristirahat dan bermusyawarah, yaitu :
- Batu yang berada dilokasi sebelah selatan bangunan Gedung Balai Desa sekarang.
- Batu Lingga yang berada di pertengahan jalan menuju puncak G. Ciremai
- Lisung dan Jubleg
Selain bebda-benda
tersebut di atas kami dapati lisung terbuat dari kayu nangka dan
jubleg batu yang diperkirakan dibuat dan digunakan pada zaman
pemerintahan para kuwu desa linggajati waktu itu
- Balong Linggajati
Adanya Balong Linggajati
yang sekarang dibangun sebagai tempat obyek wisata kemungkinan besar
erat kaitannya dengan Riwayat Desa Linggajati. Hal ini menjadi beban
kita bersama untuk mencari informasi untuk mencari riwayat ini agar
tampak legenda ini lebih jelas dan bermakna.
- Nama kuwu/ Kepala Desa yang memerintah di Desa Linggajati.
- Sebelum ada Pemerintahan Desa :
- Sunan Bonang.
- Sunan Ampel Denta (putra Sunan Bonang)
- Pangeran Panji Kusumadiningrat (Tajirbuntu)
- Pangeran Suryadilaga
- Pangeran Lingga Kusuma Yuda
- Setelah ada pemerintahan Desa :
- Pangeran Lurah Gede (Kusumajati)
- Ardiwidjaya
- Tirtawidjaya
- Pangeran Demang Mangku Yuda
- Kuda Semangka
- Pangeran Muka Giri
- Niti Arga
- Sura Perguk
- Niti Maindra
- Jurang Terbis
- Jurang Sumengka
- Raksa Sumiru
- Kerta Sumiru
- Jurang Karoban
- Jurang Plawira
- Surangga Tegi
- Sindu Priatna
- Palanggamerta
- Linggapraja
- Demang Ege
- Raksa Perwata
- Giri Pergalba (Erning Praja)
- Kertadiwangsa
- Kertadidjaya
- Sura Dimerta
- Wiradinata
- Arsawidjaya
- Suradidjaya
- Suraatmaja
- Argasasmita
- Plawirasastra
- Sastraperwata
- Dulpakar
- Eno Usnadi
- Nono sudono
- Lili Somali
- Unang Unarsan
- Penutup
Demikianlah Riwayat atau
Sejarah Singkat Desa Linggajati yang dapat kami ungkapkan secara
sederhana, namun mudah-mudahan sebagaimana kami utarakan pada Kata
Pengantar, bahwa catatan ini sedikitnya bermanfaat bagi kita sekalian
hingga kita tidak telalu timbul keraguan terutama bagi generasi
penerus. Secara terus terang bahwa Riwayat ini masih perlu
disempurnakan dan dilengkapi oleh data atau dokumentasi yang jelas.
Untuk sedikitnya
memperjelas Riwayat ini kami ingin melampirkan photo/ gambar
benda-benda sebagai pelengkap data.
Akhirnya kami dari
jajaran Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Cilimus
berharap dapat memaklumi dan memaafkan segala kehilapan kami.
Kami berprinsif “ Tak
Ada Rotan Kayu Pun Jadi”, mudah-mudahan catatan ini dapat menjadi
pedoman dan tuntunan bersama untuk memberi andil selanjutnya sebagai
bukti pertisipasi aktif di dalam mengisi era kemerdekaan.
Hanya Allah Swt. Yang
Maha Tahu akan segalanya dan hanya kepadaNyalah kita memohon
perlindungan.
Semoga Allah Swt.
Memberkati kita, Amien