Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

rambut rontok 4 langakah yang perlu di perhatikan

KERAMAS mungkin jadi rutinitas kamu saat keluar rumah di tengah pandemi virus corona COVID-19. Tapi apakah cara keramasmu sudah benar dan tak bikin rambut rontok? Meski terlihat sepele, ternyata ada cara keramas yang benar agar rambutmu tetap sehat. Teknik keramas yang sederhana, namun jangan diabaikan. Dilansir Okezone dari Boldsky, ini dia beberapa teknik keramas yang bisa kamu terapkan. Yuk simak! Pilih produk sampo yang tepat keramas Pilihlah sampo yang tepat sesuai dengan tipe rambutmu. Janganlah membeli sampo 2 in 1 yang mengandung kondisioner sekaligus. Belilah sampo dan kondisioner secara terpisah untuk hasil yang lebih baik. Basahi rambutmu dengan benar Satu kesalahan yang sering dilakukan adalah tidak membasahi rambutmu dengan benar. Sebelum memakai sampo, kamu harus membasahi rambutmu di bawah air shower selama 2-3 menit, agar rambutmu basah seluruhnya. Tahap ini juga akan membantu sampo agar meresap lebih baik. Gunakan sampo pada tempat yang tepat Ketika

penelitian mengamati bakteri yang ditemukan di smartphone

Sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan atas smartphone mengatakan bagaimana perangkat tersebut membawa patogen infeksius bakteri dan virus yang turut pada transmisi dalam epidemi dan pandemi. Pemindahan patogen pada smartphone ini menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Sayangnya, saat ini smartphone sebagian besar diabaikan dari perspektif biosekuriti, padahal gawai cenderung membantu penyebaran virus seperti influenza dan Virus Corona jenis baru atau Covid-19. Para ilmuwan meninjau semua penelitian di jurnal yang menganalisis diketemukannya mikrobapada ponsel. Ada 56 penelitian yang memenuhi kriteria, di mana studinya dilakukan di 24 negara antara 2005-2019. Sebagian besar penelitian mengamati bakteri yang ditemukan di smartphone dan beberapa juga mengamati jamur. Secara keseluruhan, penelitian menemukan rata-rata 68 persen smartphone terkontaminasi. Jumlah ini cenderung lebih rendah dari nilai sebenarnya karena sebagian besar penelitian bertujuan untuk mengidentif

asal usul bahasa manusia

Penelitian baru mengklaim asal-usul bahasa manusia diperkirakan muncul 20 hingga 25 juta tahun lebih awal. Namun hasil penelitian ilmuwan ini dianggap kontroversi. Dibandingkan dengan hewan, otak manusia secara unik disesuaikan dengan bahasa. Kemampuan untuk menghasilkan ucapan, mendengarkan, dan berkomunikasi satu sama lain tidak tertandingi dan untuk memahami bagaimana itu terjadi, manusia harus mempelajarinya. Sejauh ini, penelitian pencitraan otak pada simpanse telah mengungkapkan rangkaian bahasa yang mirip dengan manusia. Saat ini, beberapa ilmuwan mengklaim bahasa inti otak juga telah diidentifikasi pada monyet. Para ahli saraf fokus mempelajari korteks prefrontal dan lobus temporal, di mana jalur ini ada pada manusia dan kera. Tim ahli menduga mungkin asal-usul bahasa manusia terletak di korteks pendengaran kera rhesus. "Saya kagum melihat jalur serupa ada di dalam sistem pendengaran primata. Ini seperti menemukan fosil baru leluhur yang telah lama hilang,"